Tempat Wisata Paling Bersejarah di Aceh

Tempat Wisata Paling Bersejarah di Aceh

Tempat Wisata Paling Bersejarah di Aceh– Mengingat sejarah masa lalu akan menjadi tak berujung. Demikian juga dengan Aceh. Kota Banda Aceh adalah salah satu kota di Indonesia yang menyimpan banyak sejarah Nusantara. Berbagai keunikan dari tempat bersejarah yang menarik perhatian yang ditampilkan. Berikut memerupakan 14 Tempat Wisata Bersejarah di Aceh yang berhasil kami rangkum.

1. Kerkhof Peucut, Makam Tentara Belanda di Aceh
Belanda mengalami kekalahan yang hebat saat berhadapan dengan Aceh, baik dalam segi materi maupun jumlah tentara yang gugur saat menghadapi perlawanan rakyat aceh. Aceh merupakan salah satu daerah yang memberikan perlawanan sengit terhadap kolonialisme Belanda. Peristiwa perang Aceh, banyak yang meninggalkan cerita dan bukti sejarah yang sampai saat ini masih tertata rapi di atas bumi Serambi Mekah.

Kerkhof Peucut, Makam Tentara Belanda di Aceh

Salah satunya adalah Kerkhof Peucut yang sekarang diabadikan menjadi sebuah situs warisan budaya. Kerkhof terletak di desa Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Propinsi Aceh. Kerkhof Peucut adalah sebuah pemakaman di Banda Aceh yang memiliki luas sekitar 3,5 hektar. Mayoritas kuburan di pemakaman ini adalah milik tentara Belanda yang tewas ketika berperang melawan Aceh. Lebih dari 2.200 tentara Belanda dimakamkan di tempat ini, tetapi juga kuburan tentara Jepang, serta pasukan pribumi yang tergabung dalam pasukan Marsose dan KNIL.

2. Benteng Anoi Itam, Benteng Peninggalan Jepang di Aceh
Benteng Anoi Itam atau Benteng Jepang adalah salah satu tujuan wisata yang penuh sejarah. Benteng Jepang dibangun antara tahun 1942-1945. Benteng ini digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai senjata untuk armada Jepang. Benteng ini terletak di Ujong Kareung, Sukajaya, Sabang, Aceh. Benteng Jepang terletak di sebelah timur lokasi Sabang yang bersebelahan dengan pantai Anoi Itam. Benteng ini merupakan salah satu tujuan wisata favorit wisatawan yang berkunjung ke Sabang. Dilihat dari posisinya benteng ini dibangun dan berfungsi sebagai benteng pertahanan, karena posisinya terdapat di tanah dan yang muncul hanya atas/atap berbentuk tapal kuda.

3. Museum Tsunami Aceh
Gulungan air laut yang membumbung dan gelap merupakan gambar yang sering diungkapkan oleh para pengunjung meseum Tsunami Aceh. Bagaimana tepatnya adalah bahwa gambar ketika dimanifestasikan?. Pengalaman ini sekarang dapat dirasakan ketika Anda mengunjungi Museum Tsunami Aceh dengan melewati terowongan sempit yang gelap dengan dinding air yang sesekali memercik air ke kepala dan tubuh.

Museum Tsunami Aceh

Lorong ini merupakan pintu masuk utama Museum Tsunami Aceh, yang terletak di jalan Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum tsunami ACEH berdiri megah dan menjadi daya tarik wisata Aceh. Museum ini didirikan sebagai saksi bencana yang paling dahsyat yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004.

4. Masjid Raya Baiturrahman, Mesjid Terindah dan Penuh Sejarah di Aceh.
Salah satu masjid yang menjadi tempat wisata terbaik bagi masyarakat yang ingin berwisata di Aceh adalah Masjid Raya Baiturrahman.

Masjid Baiturahman juga dikenal sebagai Masjid terindah di Asia Tenggara, Mesjid ini terletak di pusat kota Banda Aceh sehingga mudah dijangkau oleh siapa saja yang ingin berwisata ke sana. Mesjid Raya Baiturrahman merupakan lambang kemegahan kota Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh. Masjid Raya Baiturrahman ini juga merupakan titik fokus dari semua kegiatan di Aceh. Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu alasan mengapa kota Aceh dikenal sebagai serambi Makkah. Selain menjadi objek wisata, masjid ini juga merupakan bagian penting dalam sejarah Aceh, dan juga merupakan tempat khusus bagi masyarakat yang ingin melaksanakan akad pernikahan.

5. Benteng Indra Patra tempat warisan Hindu di Aceh
Aceh tampaknya memiliki beberapa peninggalan dari kerajaan Hindu-Buddha yang digambarkan sebagai Sagoe Trail Lhee Aceh. Aceh Trail Lhee Sagoe adalah konstelasi segitiga yang telah melekat pada tiga benteng besar dari kerajaan Hindu-Buddha di masa lalu. Dengan posisi yang sangat strategis, benteng ini didirikan jauh sebelum Islam menyebarkan pengaruhnya di tanah Rencong.

Benteng Indra Patra

Salah satu dari tiga benteng di Aceh Trail Lhee Sagoe adalah sebuah benteng yang disebut Indra Patra. Sebuah benteng kerajaan Hindu pertama di Aceh yang masih dapat Anda lihat sampai saat ini terletak di dekat pantai Ujong Batee, desa Ladong, jalan Krueng Jaya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh besar. Benteng Indra Patra adalah Kerajaan Hindu pertama di Aceh.

6. Masjid Tua Indrapuri

Masjid Tua Indrapuri merupakan tempat Penobatan Sultan Aceh terakhir, Tuanku Muhammad Daudsyah pada 1978. Masjid ini digunakan sebagai benteng pertahanan terhadap Belanda pada masa Sultan Iskandar Muda. Pembangunannya sama dengan Masjid Tua lainnya di Indonesia, namun perbedaannya adalah masjid ini dibangun tepat di atas bekas bangunan candi.

7. Taman Sari Gunongan

Taman Sari Gunongan merupakan Bangunan bersejarah yang berbentuk gunung berwarna putih yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636) berdasarkan permintaan dari istrinya, Putroe Phang atau putri Kamaliah sebagai rindu rindu kampung halamannya, Pahang di Malaysia. Pahang merupakan salah satu tanah yang telah ditaklukkan oleh Iskandar Muda.

Tempat Wisata Paling Bersejarah di Aceh

Bangunannya setinggi 9,5 meter dengan tiga tingkat. Tingkat pertama terletak di atas tanah untuk tingkat tertinggi dari mahkota berbentuk kutub di tengah bangunan dengan batu kapur, pasir dan kapur bahan. Bentuknya menyerupai bunga putih yang bermekaran dan melambangkan ketulusan cinta, dengan dinding yang diukir bunga.

8. Rumoh Aceh, Rumoh Cuet Nyak Dhien.

Satu lagi bangunan bersejarah di Aceh berupa rumah panggung berpilar sekitar 2,5 meter, memiliki tiga atau lima ruang dan satu ruang utama yang disebut rambat. Rumoh Aceh memiliki tiga kamar dan 16 pilar, Rumoh berisi lima kamar memiliki 24 pilar. Rumoh Aceh ini merupakan lambang dan karakteristik ACEH yang kini sangat langka dan banyak benda sejarah di Indonesia dapat ditemukan.

Tetapi tidak hanya sebagai tempat berlindung, Rumoh Aceh ini juga memiliki fungsi lainnya. Di bagian bawah Rumoh yang disebut Yubmoh biasanya digunakan untuk penyimpanan berbagai macam benda seperti JEUNGKI dan tempat untuk menyimpan beras (Berandang), Taman Bermain Anak atau Taman Bermain bayi. Contoh Rumoh Aceh yang telah diawetkan sebagai peninggalan sejarah adalah di Museum Aceh yang merupakan bagian dari sejarah Museum Aceh.

8. Benteng Kota Lubok

Benteng Kota Lubok memiliki peran besar di masa lalu.Kota Lubok tepatnya di atas bukit dengan ketinggian 40 meter di atas permukaan laut, terdapat sebuah benteng yang berdiri pada abad ke-12 M. Benteng Kota Lubok memiliki banyak cerita masa lalu sebagai bagian dari Kerajaan Lamuri.

Benteng Kota Lubok

Menurut penemuan para peneliti, Benteng Kota Lubok adalah benteng tertua yang didirikan pada masa Kerajaan Lamuri atau Lamreh, yang juga merupakan kerajaan paling tua di Aceh. Saat ini benteng tidak terawat, dikelilingi oleh lalang tinggi – dan membuatnya kurang menarik. Bentuk awal benteng tampak menyerupai huruf L, dan di tengah, masih ada sisa benteng masih berdiri teguh. Di sebelah Barat, terdapat sebuah bangunan yang menyerupai huruf O. Sampai sekarang masih belum ada informasi yang pasti tentang asal-usul benteng ini.

9. Sentral Telepon Belanda

Sentral Telepon Belanda adalah stasiun komunikasi yang merupakan sisa peninggalan sejarah selama masa kolonial Belanda di Aceh. Pada 1903, Sentral Telepon Belanda ini merupakan satu-satunya layanan komunikasi yang dimiliki oleh Belanda ketika menjajalkan Aceh. Seiring waktu, di 1931 telepon pusat mulai meningkatkan fungsinya sebagai kantor pelayanan telepon umum. Selama pendudukan Jepang, fungsi sentral telepon untuk tujuan militer dikembalikan. Sentral Telepon Belanda dimiliki sepenuhnya oleh Indonesia sampai tahun 1960 berganti fungsi kembali menjadi komunikasi militer Maskar Kodam I/Iskandar Muda.

10. Mercusuar Willems Toren

Mercusuar Willems Toren adalah sebuah Menara setinggi 85 meter di desa Meulingge, Kabupaten Pulo Aceh, Kab. Aceh besar. Mercusuar Willems Toren dibangun sebagai hadiah kepada Raja Willem III dari Belanda pada tahun 1875. Penamaan Willems Toren untuk menghormati raja dianggap sebagai Jasa besar dalam pembentukan kolonialisme Belanda di Asia. Pada awalnya, bangunan ini hanya akan digunakan sebagai mercusuar sebagai bagian dari pembangunan pelabuhan Sabang yang menjadi lintasan Selat Malaka dan Samudera Hindia, juga membantu arah kapal-pesawat asing yang berhenti ke Pulau Weh, Sabang. Menara ini masih digunakan sampai sekarang.

11. Kerajaan Linge

Kerajaan Linge ini didirikan pada tahun 1025 Masehi oleh Adi Genali, yang memiliki empat anak bernama Empuberu, Sibayak Linge, Merah Johan, dan merah Linge. Kerajaan Linge ini terletak di Gayo. Kerajaan Linge menjadi salah satu kerajaan utama untuk mendukung berdirinya kerajaan Aceh Darussalam. Raja pertama kerajaan Aceh Darussalam adalah orang Gayo asli yang dikenal sebagai gelar Sultan Ali Mughayatsyah, ia juga putra Reje Linge. Dikatakan bahwa ini adalah awal dari garis keturunan kerajaan Aceh Darussalam dan sejarah Kesultanan Aceh Darussalam.

12. Makam Sultan Iskandar Muda

Krueng Daroy merupakan salah satu sungai bersejarah yang terdapat di Banda Aceh, Makam Sultan Iskandar Muda terletak di dekatnya, makam ini sendiri bersebelahan dengan Meuligoe Aceh, kediaman resmi Gubernur Aceh, yang bersebelahan dengan Museum Aceh. Makam tersebut sempat dihilangkan oleh Belanda selama Perang Aceh.

Makam Sultan Iskandar Muda

Baru pada tanggal 19 Desember 1952, makam Sultan Iskandar Muda ditemukan kembali, berkat petunjuk yang diberikan oleh mantan Permaisuri salah satu Sultan Aceh yaitu Pocut Meurah.

Sultan Iskandar Muda memerintah kerajaan Aceh Darussalam pada 1607-1636, dan membawanya ke puncak kejayaann. Pada abad ke-17, Kerajaan Aceh menduduki peringkat kelima terbesar di antara Kerajaan Islam di dunia. Banda Aceh kemudian menjadi kota bisnis internasional, yang dikunjungi oleh kapal asing yang mengangkut hasil dari kawasan Asia ke benua Eropa.

13. Museum PLTD Kapal Apung
Tempat wisata bersejarah lainnya yang harus Anda kunjungi saat berlibur di Banda Aceh, adalah Museum PLTD kapal apung. Sesuai dengan namanya, PLTD Kapal Apung merupakan kapal apung yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga diesel. Kapal yang dimiliki PLN telah berlayar ke berbagai tempat di Indonesia, pertama kali digunakan di Pontianak pada tahun 1997. Kapal, yang mampu memasok 10,5 MW listrik, telah membuat berbagai prestasi seperti mengatasi krisis listrik di pontiakan di 1997, mengatasi krisis listrik di Bali karena gangguan kabel bawah laut di 1999, berhasil mengatasi Krisis listrik di Madura pada 2000, dan di 2003 berlabuh di tanah Rencong sebagai pemasok aliran listrik.

Awalnya keberadaan kapal PLTD terapung di Banda Aceh ini adalah untuk mengantisipasi interferensi listrik yang terjadi karena sering dihubungi antara pemerintah Indonesia dan gerakan Merdeka Aceh (GAM) yang dulu memanas. Konflik ini mengakibatkan banyak pembangkit listrik dari PLN yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan suplai listrik di Aceh terganggu.

Pada saat tsunami 2004, tidak ada pemikiran bahwa air pasang yang tinggi mampu menyeret kapal 2.600 ton ini sebesar 5 km ke pusat kota Banda Aceh. Sekarang kapal PLTD terapung ini berfungsi sebagai situs bersejarah di Banda Aceh. Tidak jauh berbeda dengan Museum Tsunami Aceh.

14. Pesawat Seulawah Agam, RI 001

Sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Bangsa Indonesia lahir dari perjuangan yang panjang dan melelahkan, serta Aceh bahkan lebih lama dan lebih dipertaruhkan. Semangat masyarakat Aceh untuk membantu perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia bukan hanya dengan energi dan pikiran, tetapi juga bahan, satu adalah pesawat tipe Dakota dengan nomor RI-001 yang diberi nama Seulawah dibeli dari uang donasi Aceh.

Pesawat Seulawah Agam

Pesawat ini didukung mesin Prat & Whitney seberat 8.030 kg dengan kecepatan maksimum 346 km/jam, dan telah sangat berjasa dalam perjuangan awal pendirian negara Indonesia. Tugu Pesawat Seulawah ini menjadi lambang kontribusi masyarakat Aceh yang sangat besar untuk perjuangan Republik Indonesia pada saat awal berdirinya.

Demikian beberapa tempat bersejarah yang sempat kami rangkum, masih ada ribuan tempat bersejarah di aceh yang Insya Allah akan kita update kembali dikemudian hari.

Leave a Comment