Museum Dan Monumen Kerajaan Samudera Pasai, Aceh

Museum Dan Monumen Kerajaan Samudera Pasai, Aceh

Museum Dan Monumen Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Merupakan bangunan yang menyimpan berbagai macam peninggalan sejarah kerajaan Samudra Pasai yang pernah ada di Provinsi Aceh.

Museum dan Monumen Samudra Pasai, Aceh

Museum ini dibangun mulai sejak tahun 2011 dengan dana Otonomi Khusus (Otsus) Kabupateb Aceh Utara Provinsi Aceh. Bukan hanya Museum yang dibangun, akan tetapi di lahan itu juga dibangun Monumen Sejarah Samudra Pasai.  Luas area pembangunan Museum dan Monumen Islam Samudra Pasai ini keseluruhannya sekitar 7,5 hektare, yang terletah di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh.

Museum Samudra Pasai
Museum Islam Samudra Pasai Aceh Utara

Museum ini sudah diisi dengan benda-benda peninggalan sejarah, termasuk naskah kuno dan koin emas.
Arsitektur bangunan monumen kerajaan samudra pasai ini didesain dengan berlantai 3. Pada setiap lantainya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lantai pertama akan difungsikan sebagai ruang pameran, bidang kebudayaan, bidang pariwisata, mushalla, ruang latihan tari dan musik, ruang serbaguna, gudang, sekretariat pengelola, sekretariat pemandu wisata, dan sekretariat penelitian. Lantai kedua akan difungsikan sebagai cafe, resto dan galeri souvenir, serta diorama akan dibuat di lantai ketiga.

Benda-Benda Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Adapun tujuan daripada dibangunya bangunan ini adalah, pertama menjaga kelestarian cagar budaya samudra pasai, kedua untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya sejarah Islam Samudra Pasai bagi generasi yang akan datang,ketiga bertujuan agar masyarakat mengetahui akan sejarah/kisah kerajaan Islam Pertama yang masuk ke Indonesia yang hidup di Aceh, dan yang keempat menjadikan objek wisata religi bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum dan Monumen Kerajaan Samudra Pasai.

Diorama Misykah Kerajaan Islam Samudra Pasai

Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, tepatnya Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh, Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as- Saleh, sekitar tahun 1267.
Keberadaan Kerajaan Samudera Pasai tercantum dalam kitab Rihlah ila l- Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345.

Makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malikussaleh

Sebagai peninggalan sejarah,keberadaan makam sejarah islam Samudra Pasai dengan berbagai perangkat atributnya adalah sangat besar artinya terutama sebagai sumber sejarah yang dapat mengungkapkan berbagai informasi masa lampau yang pernah terjadi di Negeri ini. Sejarah islam samudra pasai tersebut menjadi budaya yang harus kita lestarikan. Karena Sumber daya budaya tidak saja merupakan warisan, akan tetapi sumber daya budaya itu mempunyai kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dan melindungi bagsa ini dalam menapaki jalan ke masa depan. Sebagai pusaka, warisan budaya itu harus tetap dijaga dan dilindungi agar kekuatannya tidak hilang dan dapat diwariskan kepada generasi penerus tanpa berkurang nilainya.

Leave a Comment